Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mulai menyeleksi tim debat bahasa Inggris tingkat universitas untuk maju pada kompetisi tingkat provinsi pada April mendatang. Debat yang diikuti oleh 34 peserta itu berlangsung di gedung Pusat Bahasa Unsyiah, Selasa (29/3).

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) Unsyiah, Drs. Nasir Ibrahim mengatakan, kegiatan ini berlangsung atas kerjasama BKA dengan Unit Pelaksana Tekinis (UPT) Pusat Bahasa Unsyiah. Pada ajang ini, ada 12 tim debat dari setiap fakultas yang ikut berkompetisi. Tim debat yang menang nantinya akan mewakili Unsyiah untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi Aceh, tepatnya pada 30 April mendatang di Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh.

“Pemenang debat tersebut nantinya akan mewakili Aceh pada kompetisi tingkat nasional di Universitas Airlangga Surabaya pada 30 Juli 2016. Tahun lalu, Unsyiah mewakili Aceh dalam debat nasional di Bali. Saat kompetisi debat bahasa inggris di Bali, Unsyiah keluar sebagai juara lima besar. Meskipun harus bersaing ketat, namun Unsyiah termasuk salah satu  kampus yang menjadi pertimbangan berkompetisi dengan kampus lainya,” katanya.

Sementara itu, Kepala UPT Pusat Bahasa Unsyiah Prof. Dr. Usman Kasim, M.Ed menuturkan, penilaian debat dilakukan secara objektif dan proposional merujuk pada penilaian British Parliamentary. Berupa penilaian tim dan individu yaitu tingkat, angka, dan makna.

“Program debat bahasa Inggris adalah program Dirjen Menristek Dikti yang diadakan setiap tahun diikuti berjenjang, tingkat universitas, wilayah, dan tingkat nasional. Tim debat terdiri atas 3 orang dengan 2debaters dan 1 adjudicators (pembimbing),” tutur ketua tim juri tersebut.

Menurut Dr. Hizir selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Unsyiah saat membuka debat tersebut mengungkapkan, acara ini salah satu upaya meningkatkan daya saing mahasiswa Unsyiah tingkat nasional dan internasional. Apalagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mengharuskan mahasiswa ikut terlibat di dalamnya.

“Debat ini mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis, sehingga mahasiswa mampu bersaing di tingkat global. Selanjutnya, mahasiswa dapat mengasah kemampuan bahasa Inggris dalam bentuk lisan. Karakter mahasiswa akan muncul dalam debat karena penekanan pada persaingan yang sehat. Setiap tim dituntut untuk menyampaikan pendapat secara logis dan sistematis. Selain itu, tidak hanya debat, berbagai permasalahan nasional dan internasional akan dicarikan juga alternatif pemecahannya,” paparnya.(mr)

Bagikan Berita ini

Berita Lainnya