Kontingen Universitas Syiah Kuala berhasil meraih medali emas dan juara favorit pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 32 yang diselenggarakan mulai tanggal 27 – 31 Agustus 2019 di Universitas Udayana, Bali. Dengan prestasi ini, Unsyiah berhasil berada di peringkat 11 besar perguruan tinggi terbaik pada PIMNAS kali ini. (Darussalam, 3/9).

Ketua Kontingen Unsyiah Prof. Dr. Nasrul, S.T, M.T mengatakan, keberhasilan ini merupakan suatu kebanggaan bagi Unsyiah. Apalagi Unsyiah merupakan satu-satunya kampus di luar Jawa yang masuk 11 besar. Hasil ini turut memperbaiki pencapaian Unsyiah pada PIMNAS sebelumnya. Di mana pada 2018 lalu Unsyiah berada di peringkat 15 besar.

“Semoga ini menjadi awal kejayaan Unsyiah untuk menjadi lebih baik pada PIMNAS selanjutnya” ujar Prof. Nasrul

Medali emas ini berhasil diraih oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Tim ini diketuai oleh Imam Maulana dari Fakultas Kedokteran, yang beranggotakan Zahratunnisa (Teknik Geofisika 2017), Mohd. Hafizh Al- Mukkaram (Teknik Arsitek 2016), Lilla Raswita (Pendidikan Dokter 2017) dan Septia Karlina (Bimbingan Konseling 2016). Serta Rina Suryani Oktari, S.Kep. M.Si sebagai Dosen Pembimbing.

Imam menjelaskan, Unsyiah sukses meraih emas, disusul Universitas Indonesia dengan perak serta Universitas Brawijaya dengan perunggu. Adapun program yang mereka kembangkan adalah adalah Paket Edukasi Bencana yang Islami (PECI) dan Paket Kesenian Mitigasi Bencana (PASMINA) yang terinspirasi dari Nandong Smong masyarakat Simeulue.

Nandong Smong adalah syair atau hikayat bersendikan syarak yang berisikin doa, dan pesan mitigasi berupa tanda-tanda tsunami serta nasehat untuk menyelamatkan diri. Penerapan PECI dan PASMINA dilakukan pertama kali di Dayah Terpadu Inshafuddin Banda Aceh, sebagai pilot project pembentukan santri Dayah Siaga Bencana (DAGANA) dan tim Kesenian Adaptasi Nandong Smong.

Program ini berhasil meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan para santri, terbentuknya peta dan jalur evakuasi di gedung dayah serta terbentuknya kader-kader yang berasal dari santri sendiri.

“Program PECI dan PASMINA juga telah mendapat dukungan dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bagian dalam penerapan Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB),” ungkap Imam.

Imam juga menjelaskan, bahwa hingga saat ini penerapan pendidikan kebencanaan yang berkelanjutan dan mandiri belum diterapkan di Dayah. Padahal, terdapat lebih dari 1.200 dayah di Aceh.

“Maka sudah seharusnya pendidikan kebencanaan diterapkan karena sesuai dengan karakteristik santri yaitu islami, interaktif dan mandiri,” ujarnya.

Selain memperoleh medali emas, Unsyiah juga berhasil meraih juara presentasi favorit dengan judul Grak Lima Meja, Asi Eksklusif, MPASI dan Rolling Massage (GRAK LIMO) yang diketuai oleh Indri Afrianti dari Fakultas Keperawatan

Pada PIMNAS kali ini, Kontingen Unsyiah terdiri dari 32 orang yang terdiri dari peserta, dosen pembimbing dan official. Unsyiah akan mengikuti lima cabang perlombaan Program Kretivitas Mahasiswa (PKM) yaitu PKM Penelitian Eksakta, PKM Penelitian Sosial dan Humoniora, PKM Kewirausahaan dan PKM Pengabdian sebanyak dua kelompok.

PIMNAS ke 32 ini akan diikuti sebanyak 1.614 mahasiswa, 460 tim PKM dan 126 perguruan tinggi yang terdiri dari 70 Perguruan Tinggi Negeri dan 56 Perguruan Tinggi Swasta. Mereka akan mempresentasikan 460 judul karya ilmiah dan dinilai oleh 71 orang juri.

Adapun tema PIMNAS ke-32, yakni “Mewujudkan mahasiswa Indonesia yang kreatif, inovatif, unggul, dan mandiri berlandaskan budaya nasional dalam bingkai kebhinekaan”.

Bagikan Berita Prestasi ini

Berita Prestasi Lainnya